JEJAK-JEJAK
KETEGUHAN WANITA
“Kunci
kebahagian adalah taat kepada Allah dan Rasulnya”
“Kunci
surga adalah tauhid”
“Kunci keimanan adalah berpikir tentang ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya”
“Kunci kebaikan adalah kejujuran”
“Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami
Al-Quran serta menjauhi dosa”
“Kunci rezeki adalah berusaha sambil beristigfar dan
bertakwa dan kunci tambah rezeki adalah ber syukur”
“Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar”
“Kunci kemenangan adalah sabar dan kunci sukses akhirat
adalah zuhud ”
“Kunci kesuksesan adalah takwa dan kunci dikabulkan
Allah swt., berfirman
Artinya:
“Demi
sesungguhnya, kisah Nabi-nabi itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan
iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang
terkandung dalam Al-Quran) bukanlah cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia
mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab agama yang terdahulu
daripadanya, dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu,
serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang (mau) beriman".
PATUH DAN TAAT PADA MAJIKAN ATAU ALLAH
Siti Masitah adalah tokoh yang akan diceritakan
dalam blog ini. Siti Masitah merupakan orang biasa, Ia hanyalah tukang sisir
dari anak firaun, Ia tidak seperti orang-orang yang menyembah firaun. Dia tidak mau
mempertuhankan firaun walaupun pada akhirnya Siti Masitah di hukum oleh firaun
beserta anaknya, dengan dimasukkan kedalam sebuah kuali panas, namun Ia tetap
tidak bergesar keyakinannya pada Allah, iman yang ada dalam diri Masitah sudah
begitu menghujam dalam jiwanya. Oleh karena itu, keyakinan tauhid bahwa tiada
tuhan selain Allah ia pertahankan, dan hasilnya dalam sebuah riwayat,
dikabarkan bahwa rasulullah pernah mencium aroma harum yang ternyata itu adalah
harum dari tulang-tulang Masitah dan anaknya.
KEPAHLAWANAN WANITA
Pahlawan itu bukan hanya pria tetapi bisa
juga seorang wanita, salah satu pahlawan wanita yaitu Siti Masitah. Ia adalah
seorang wanita yang telah menyelamatkan dirinya dari fitnah ajaran Firaun yang
zalim. Ditengah banyaknya orang yang mempertuhankan Firaun, Masitah tidak ikut pada kebanyakan orang itu.
Ia tegar dalam keyakinannya, walaupun ia harus wafat bersama anak-anaknya.
Selain Siti Masitah masih banyak lagi wanita-wanita lain yang berlomba-lomba
meraih kebaikan. Diantaranya Khadijah yang telah berkorban dengan
jiwa dan hartanya, Aisyah yang banyak
belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria,
kemudian Asma binti Abi Bakar dan Fatimah yang tabah dalam kehidupan
rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh, ada suatu riwayat
bahwa suatu saat fatimah tidak makan
berhari-hari karena tidak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib,
melihat mukanya pucat dan bertanya, “mengapa
engkau ini, wahai Fatimah, kenapa kelihatan pucat?” fatimah menjawab, ”saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di
rumah.” Ali menimpali, “mengapa
engkau tidak bilang kepadaku?” Dia menjawab, ”Ayahku,
Rasulullah saw.,menasihatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka
makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta”,
selain itu ada juga wanita yang diuji dengan
penyakit, sehingga dia datang kepada rasulullah meminta untuk di doakan. Ada
riwayat Atha’ bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas berkata kepadaku, “maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?”
Aku menjawab, ”Ya.” Dia menjawab, ”Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah
saw., mengadu, ‘saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah
saya.’ Rasulullah saw., bersabda,
“jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya
berdoa kepada Allah agar kamu sembuh.” Wanita itu berkata, ”kalau begitu saya sabar, hanya auratku suka
tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku.” Maka Rasulullah
mendoakannya. Dan masih banyak lagi wanita-wanita pada masa Rasulullah berpikir
tentang akhiratnya. Dan dalam sajarah
Indonesia kita juga memilki pahlawan-pahlawan wanita diantaranya, Cut Nyak Dien
yang menemani perjuangan suaminya Teuku Umar melawan penjajah, Rasuna Said yang
pandai berorasi dan menentang penjajah, Rahman el-Yunusiah yang berjuang lewat
pendidikan, dan berbagai nama lainnya. Nama-nama itu masih dikenang sampai
sekarang.
DARI NEGERI PEMBANGUN MAKAM
“Negeri Para Pembangun Makam “ yaitu negeri
yang memiliki peradaban tertua di bagian timur laut Benua Afrika (Mesir kuno),
di Benua Afrika Mesir merupakan kawasan
yang paling subur, dalam satu fase kepemimpinan pada tahun 1279 SM, Mesir
dipimpin oleh seorang raja yang membangun banyak kuil, patung dan obelik,
karena ketenaran dan kekuatannya itu membuatnya lupa, sehingga ia beranggapan
bahwa dirinya sebagai Tuhan yang dapat
menghidupkan dan mematikan dialah Ramses II(Firaun).
Di masa kejayaan firaun
ini hiduplah para pengikut ajaran tauhid. Ada Nabi Musa, Siti Asiyah binti
Muzahim, dan Siti Masitah beserta suaminya Hazaqil. Mereka beriman pada ajaran
Musa as., dan tidak kenal menyerah pada kekejaman Firaun yang menyuruh mereka
meninggalkan kepercayaan tauhidnya.
JEJAK-JEJAK KETEGUHAN
Perjuangan Siti Masitah berkaitan erat dengan
dakwah nabi Musa, kecongkakan Firaun, Siti Asiyah, Hazaqil suaminya, dan Mesir
kuno.
A. Perjuangan Nabi Musa
Suatu
hari, Nabi Musa dengan tidak sengaja membunuh pengikut Firaun yang setia. Pada
hari itu ada seorang dari Bani Israil yang meminta bantuan Musa dan Nabi Musa
membantu.. Ketika dipukul oleh Nabi Musa, lelaki yang setia pada firaun itu
langsung mati, Nabi musa sangat panik dan pergi
meninggalkan Mesir, untuk menyelamatkan diri dari kejaran tantara
Firaun.
Setelah
sepuluh tahun peristiwa itu, Nabi Musa memutuskan untuk kembali ke mesir. Saat
Nabi Musa berada di Sinai, Allah menurunkan wahyu kepadanya dan mengangkatnya
sebagai Rasul yang diutus kepada Firaun dan kaumnya dibantu saudaranya Nabi
Harun
B. Musa
mendatangi Firaun
Setelah
diangkat menjadi rasul, Nabi Musa beserta Nabi Harun datang kepada Firaun untuk
memperingatinya agar menyembah Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah. Dalam Al-quran
Allah swt., berfirman:
Artinya:
"Oleh
itu, pergilah kamu berdua kepadanya, kemudian katakanlah: "Bahwa
sesungguhnya kami ini Rasul-rasul dari Tuhanmu, maka bebaskanlah kaum Bani
lsrail mengikut kami, dan janganlah engkau menyeksakan mereka. Sesungguhnya
kami telah datang kepadamu membawa satu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu! Dan
selamat sejahtera itu adalah untuk orang-orang yang menurut petunjuk agama
Allah”.(Q.S. Thaha:47)
"Sesungguhnya
telah diwahyukan kepada kami bahawa azab siksa di dunia dan di akhirat
ditimpakan kepada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling
daripadanya". (Q.S. Thaha:48)
Betapa geramnya Firaun mendengar kata
Musa, tapi masih menahan diri dengan harapan Nabi Musa mengingat dialah yang
memeliharanya sejak kecil.
Firaun menjawab: ”Bukankah kami telah
mengasuhmu di antara(keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu
tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”(Q.S. Asy-syu’araa:18)”. Dalam
pembicaraan ini Firaun juga mengungkit kesalahan Musa ketika membunuh seorang
Qibthi (pengikut Firaun). Jawab Nabi Musa, adapun kematian seorang Qibthi
karena kekhilafan Musa waktu itu Ia belum menerima wahyu. Dan adapun kebaikan
yang dilakukan Firaun (waktu Ia masih kecil), menurut Musa itu sebagai salah
satu “politik balas budi” karena Firaun telah memperbudak kaum Bani Israil. Perdebatan
ini menimbulkan murka Firaun sehingga dia mengejar Nabi Musa dan rombongannya
sampai di Laut Merah yang menyebabkan dirinya mati tenggelam.
C. Suami
Masitah sang pembela
Hazaqil
merupakan nama suami Masitah, Beliau adalah seorang pembuat peti. Suatu hari
terjadi perdebatan antara Firaun dengan Hazaqil. Firaun menjatuhkan hukuman
mati kepada ahli sihir yang beriman kepada Nabi Musa. Keputusan ini ditentang
keras oleh Hazaqil. Dia memilih untuk membela para ahli sihir yang telah
beriman kepada Nabi Musa. Sikap tersebut menimbulkan kecurigaan Firaun, Firaun
pun mengganjarnya dengan hukuman mati, Hazaqil tidak takut. Ia tetap yakin
Tuhan yang diimaninya tidak ada yang lain, kecuali Allah. Kelahiran serta
kematian semua ditentukan oleh Allah.
Setelah
dihukum, suami Masitah ini ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan:
tangannya terikat di pohon kurma, tubuhnya penuh tusukan anak panah. Masitah
sangat sedih tapi dia tetap bersabar dan berserah diri kepada Allah. Siti Masitah bercerita kepada Siti Asiyah
istri Firaun, Siti Asiyah pun memberi nasihat kepadanya, di akhir nasihatnya,
Asiyah mengatakan bahwa selama ini Dia juga beriman kepada Allah, dan
menyembunyikannya dari suaminya.
D. Terbongkarnya
Rahasia
Suatu ketika Siti Masitah sedang menyisir rambut
putri Firaun, sisir yang ia pegang itu
jatuh. Saat mengambil sisir itu, Masitah mengucapkan, ”Bismillah”. Ucapan itu membuat anak Firaun terkejut, dan bertanya
kepada Masitah ”Apakah ucapan yang kau
maksud adalah bapakku.” Masitah dengan jujur mengatakan bahwa maksudnya itu
ialah Tuhan sesungguhnya, bukan ditujukan kepada Firaun. Jawaban itu membuat
anak firaun tersinggung dan melaporkannya kepada bapaknya, Masitah tidak
gentar, karena ia yakin Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, bukan Firaun. Laporan
anaknya membuat Firaun murka. Masitah dipanggil lalu ditanya oleh firaun, ”Apakah benar yang di sampaikan anakku?
Siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini?. Masitah menjawab “Betul, Raja . bahwa tiada Tuhan selain Allah
yang sesungguhnya menguasai alam dan isinya.” Jawaban itu membuat Firaun
semakin marah. Dia memerintahkan para pengawal menyiapkan minyak mendidih
didalam tembaga besar. Wadah panas itu
untuk memasukkan Masitah beserta anak-anaknya. Sebelum dimasukkan kedalam kuli
panas itu, Masitah diberi kesempatan lagi untuk memilih dia dan dua anaknya
selamat jika mengakui Firaun sebagai Tuhan, sebaliknya, nyawanya akan terancam
jika tidak mau mengakuin ketuhanan Firaun.
E. Masitah
disiksa
Siti
Masitah tidak pernag gentar dengan ancaman firaun. Ia tetap yakin Tuhan yang
sesungguhnya hanyalah Allah, bukan Firaun. “kisah ini disampaikan malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad, bahwa firaun memerintahkan melemparkan anak
Masitah satu persatu di hadapan ibunya hingga yang terakhir bayi yang sedang menyusu
dalam pelukan Masitah.” Ibu mana
yang tega melihat satu persatu anaknya tergerus minyak panas, Masitah sempat
ragu pada saat giliran bayi yang dipelukannya. Kekuasaan Allah menciptakan bayi
itu dapat berbicara, ”jangan takut, wahai ibuku. Karena kematian kita akan
mendapat ganjaran dari Allah, dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan
kita.” Dan dalam suatu riwayat lain, disebutkan bahwa bayi Masitah meyakinkan
ibunya: “sabarlah wahai ibuku,
sesungguhnya kita dalam pihak yang benar. Wahai ibu masukkanlah, karena
sesungguhnya siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.” Kekuatan
anaknya membuat keraguan Masitah hilang. Dengan yakin dan ikhlas kepadaAllah,
Masitah membaca, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah wallahu akbar.” Siti Masitah dan bayinya terjun ke minyak
panas yang mendidih. Ajaib, begitu minyak panas menggerus raga orang-orang
istiqamah itu tercium wangi yang sangat harum dari dalam kuali. Allah telah
membuktikan kepada hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Ketika Masitah dan anaknya
di lemparkan satu persatu ke dalam kuali, Allah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka
sehingga mereka tidak merasakan
“DI
BALIK GUNUNG YANG TEGAK PASTI ADA RAHASIANYA. DI BALIK BEBATUAN YANG BEGITU
KERAS, JUGA ADA CAMPURAN-CAMPURAN YANG MEMBUATNYA KERAS. SEKALIPUN DEMIKIAN
DENGAN TEGAK TEGUHNYA IMAN SESEORANG JUGA PASTI ADA RAHASIA, PASTI ADA
CAMPURAN-CAMPURAN YANG MEMBUATNYA BISA TEGAK TEGUH.”
sekian, semoga bermanfaat