Selasa, 19 April 2016

Jejak Keteguhan Wanita

JEJAK-JEJAK KETEGUHAN WANITA
               
            “Kunci kebahagian adalah taat kepada Allah dan Rasulnya”                               

“Kunci surga adalah tauhid”

“Kunci keimanan adalah berpikir tentang  ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya”

“Kunci kebaikan adalah kejujuran”

“Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami Al-Quran serta menjauhi dosa”

“Kunci rezeki adalah berusaha sambil beristigfar dan bertakwa dan kunci tambah rezeki adalah ber syukur”

“Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar”

“Kunci kemenangan adalah sabar dan kunci sukses akhirat adalah zuhud ”

“Kunci kesuksesan adalah takwa dan kunci dikabulkan


Allah swt., berfirman



Artinya:

“Demi sesungguhnya, kisah Nabi-nabi itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. (Kisah Nabi-nabi yang terkandung dalam Al-Quran) bukanlah cerita-cerita yang diada-adakan, tetapi ia mengesahkan apa yang tersebut di dalam Kitab-kitab agama yang terdahulu daripadanya, dan ia sebagai keterangan yang menjelaskan tiap-tiap sesuatu, serta menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi kaum yang (mau) beriman".

PATUH DAN TAAT PADA MAJIKAN ATAU ALLAH

                Siti Masitah adalah tokoh yang akan diceritakan dalam blog ini. Siti Masitah merupakan orang biasa, Ia hanyalah tukang sisir dari anak firaun, Ia tidak seperti orang-orang yang  menyembah firaun. Dia tidak mau mempertuhankan firaun walaupun pada akhirnya Siti Masitah di hukum oleh firaun beserta anaknya, dengan dimasukkan kedalam sebuah kuali panas, namun Ia tetap tidak bergesar keyakinannya pada Allah, iman yang ada dalam diri Masitah sudah begitu menghujam dalam jiwanya. Oleh karena itu, keyakinan tauhid bahwa tiada tuhan selain Allah ia pertahankan, dan hasilnya dalam sebuah riwayat, dikabarkan bahwa rasulullah pernah mencium aroma harum yang ternyata itu adalah harum dari tulang-tulang Masitah dan anaknya.

KEPAHLAWANAN WANITA

                Pahlawan itu bukan hanya pria tetapi bisa juga seorang wanita, salah satu pahlawan wanita yaitu Siti Masitah. Ia adalah seorang wanita yang telah menyelamatkan dirinya dari fitnah ajaran Firaun yang zalim. Ditengah banyaknya orang yang mempertuhankan Firaun,  Masitah tidak ikut pada kebanyakan orang itu. Ia tegar dalam keyakinannya, walaupun ia harus wafat bersama anak-anaknya. Selain Siti Masitah masih banyak lagi wanita-wanita lain yang berlomba-lomba meraih kebaikan. Diantaranya Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya,  Aisyah yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria, kemudian Asma binti Abi Bakar dan Fatimah yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh, ada suatu riwayat bahwa suatu  saat fatimah tidak makan berhari-hari karena tidak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya, “mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kenapa kelihatan pucat?” fatimah menjawab, ”saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah.” Ali menimpali, “mengapa engkau tidak bilang kepadaku?” Dia menjawab,  ”Ayahku, Rasulullah saw.,menasihatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta”,
             selain itu ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada rasulullah meminta untuk di doakan. Ada riwayat Atha’ bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas berkata kepadaku, “maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?” Aku menjawab, ”Ya.” Dia menjawab, ”Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah saw., mengadu, ‘saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya.’ Rasulullah saw., bersabda, “jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh.” Wanita itu berkata, ”kalau begitu saya sabar, hanya auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku.” Maka Rasulullah mendoakannya. Dan masih banyak lagi wanita-wanita pada masa Rasulullah berpikir tentang akhiratnya. Dan  dalam sajarah Indonesia kita juga memilki pahlawan-pahlawan wanita diantaranya, Cut Nyak Dien yang menemani perjuangan suaminya Teuku Umar melawan penjajah, Rasuna Said yang pandai berorasi dan menentang penjajah, Rahman el-Yunusiah yang berjuang lewat pendidikan, dan berbagai nama lainnya. Nama-nama itu masih dikenang sampai sekarang.

DARI NEGERI PEMBANGUN MAKAM

                “Negeri Para Pembangun Makam “ yaitu negeri yang memiliki peradaban tertua di bagian timur laut Benua Afrika (Mesir kuno), di Benua Afrika  Mesir merupakan kawasan yang paling subur, dalam satu fase kepemimpinan pada tahun 1279 SM, Mesir dipimpin oleh seorang raja yang membangun banyak kuil, patung dan obelik, karena ketenaran dan kekuatannya itu membuatnya lupa, sehingga ia beranggapan bahwa dirinya sebagai Tuhan  yang dapat menghidupkan dan mematikan dialah Ramses II(Firaun).
            Di masa kejayaan firaun ini hiduplah para pengikut ajaran tauhid. Ada Nabi Musa, Siti Asiyah binti Muzahim, dan Siti Masitah beserta suaminya Hazaqil. Mereka beriman pada ajaran Musa as., dan tidak kenal menyerah pada kekejaman Firaun yang menyuruh mereka meninggalkan kepercayaan tauhidnya.

JEJAK-JEJAK KETEGUHAN

                Perjuangan Siti Masitah berkaitan erat dengan dakwah nabi Musa, kecongkakan Firaun, Siti Asiyah, Hazaqil suaminya, dan Mesir kuno.

A.    Perjuangan Nabi Musa
                Suatu hari, Nabi Musa dengan tidak sengaja membunuh pengikut Firaun yang setia. Pada hari itu ada seorang dari Bani Israil yang meminta bantuan Musa dan Nabi Musa membantu.. Ketika dipukul oleh Nabi Musa, lelaki yang setia pada firaun itu langsung mati, Nabi musa sangat panik dan pergi  meninggalkan Mesir, untuk menyelamatkan diri dari kejaran tantara Firaun.
                Setelah sepuluh tahun peristiwa itu, Nabi Musa memutuskan untuk kembali ke mesir. Saat Nabi Musa berada di Sinai, Allah menurunkan wahyu kepadanya dan mengangkatnya sebagai Rasul yang diutus kepada Firaun dan kaumnya dibantu saudaranya Nabi Harun

B.     Musa mendatangi Firaun
                Setelah diangkat menjadi rasul, Nabi Musa beserta Nabi Harun datang kepada Firaun untuk memperingatinya agar menyembah Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah. Dalam Al-quran Allah swt., berfirman:
Artinya:
"Oleh itu, pergilah kamu berdua kepadanya, kemudian katakanlah: "Bahwa sesungguhnya kami ini Rasul-rasul dari Tuhanmu, maka bebaskanlah kaum Bani lsrail mengikut kami, dan janganlah engkau menyeksakan mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu membawa satu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu! Dan selamat sejahtera itu adalah untuk orang-orang yang menurut petunjuk agama Allah”.(Q.S. Thaha:47)
"Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahawa azab siksa di dunia dan di akhirat ditimpakan kepada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya". (Q.S. Thaha:48)
            Betapa geramnya Firaun mendengar kata Musa, tapi masih menahan diri dengan harapan Nabi Musa mengingat dialah yang memeliharanya sejak kecil.                                        Firaun menjawab: ”Bukankah kami telah mengasuhmu di antara(keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”(Q.S. Asy-syu’araa:18)”. Dalam pembicaraan ini Firaun juga mengungkit kesalahan Musa ketika membunuh seorang Qibthi (pengikut Firaun). Jawab Nabi Musa, adapun kematian seorang Qibthi karena kekhilafan Musa waktu itu Ia belum menerima wahyu. Dan adapun kebaikan yang dilakukan Firaun (waktu Ia masih kecil), menurut Musa itu sebagai salah satu “politik balas budi” karena Firaun telah memperbudak kaum Bani Israil. Perdebatan ini menimbulkan murka Firaun sehingga dia mengejar Nabi Musa dan rombongannya sampai di Laut Merah yang menyebabkan dirinya mati tenggelam.

C.     Suami Masitah sang pembela
                Hazaqil merupakan nama suami Masitah, Beliau adalah seorang pembuat peti. Suatu hari terjadi perdebatan antara Firaun dengan Hazaqil. Firaun menjatuhkan hukuman mati kepada ahli sihir yang beriman kepada Nabi Musa. Keputusan ini ditentang keras oleh Hazaqil. Dia memilih untuk membela para ahli sihir yang telah beriman kepada Nabi Musa. Sikap tersebut menimbulkan kecurigaan Firaun, Firaun pun mengganjarnya dengan hukuman mati, Hazaqil tidak takut. Ia tetap yakin Tuhan yang diimaninya tidak ada yang lain, kecuali Allah. Kelahiran serta kematian semua ditentukan oleh Allah.
            Setelah dihukum, suami Masitah ini ditemukan meninggal dengan kondisi yang mengenaskan: tangannya terikat di pohon kurma, tubuhnya penuh tusukan anak panah. Masitah sangat sedih tapi dia tetap bersabar dan berserah diri kepada Allah.     Siti Masitah bercerita kepada Siti Asiyah istri Firaun, Siti Asiyah pun memberi nasihat kepadanya, di akhir nasihatnya, Asiyah mengatakan bahwa selama ini Dia juga beriman kepada Allah, dan menyembunyikannya dari suaminya.

D.    Terbongkarnya Rahasia
Suatu ketika Siti Masitah sedang menyisir rambut putri Firaun, sisir yang ia pegang  itu jatuh. Saat mengambil sisir itu, Masitah mengucapkan, ”Bismillah”. Ucapan itu membuat anak Firaun terkejut, dan bertanya kepada Masitah ”Apakah ucapan yang kau maksud adalah bapakku.” Masitah dengan jujur mengatakan bahwa maksudnya itu ialah Tuhan sesungguhnya, bukan ditujukan kepada Firaun. Jawaban itu membuat anak firaun tersinggung dan melaporkannya kepada bapaknya, Masitah tidak gentar, karena ia yakin Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, bukan Firaun. Laporan anaknya membuat Firaun murka. Masitah dipanggil lalu ditanya oleh firaun, ”Apakah benar yang di sampaikan anakku? Siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini?. Masitah menjawab “Betul, Raja . bahwa tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai alam dan isinya.” Jawaban itu membuat Firaun semakin marah. Dia memerintahkan para pengawal menyiapkan minyak mendidih didalam  tembaga besar. Wadah panas itu untuk memasukkan Masitah beserta anak-anaknya. Sebelum dimasukkan kedalam kuli panas itu, Masitah diberi kesempatan lagi untuk memilih dia dan dua anaknya selamat jika mengakui Firaun sebagai Tuhan, sebaliknya, nyawanya akan terancam jika tidak mau mengakuin ketuhanan Firaun.

E.     Masitah disiksa
            Siti Masitah tidak pernag gentar dengan ancaman firaun. Ia tetap yakin Tuhan yang sesungguhnya hanyalah Allah, bukan Firaun. “kisah ini disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, bahwa firaun memerintahkan melemparkan anak Masitah satu persatu di hadapan ibunya hingga yang terakhir bayi yang sedang menyusu dalam pelukan Masitah.”       Ibu mana yang tega melihat satu persatu anaknya tergerus minyak panas, Masitah sempat ragu pada saat giliran bayi yang dipelukannya. Kekuasaan Allah menciptakan bayi itu dapat berbicara, ”jangan takut, wahai ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah, dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita.” Dan dalam suatu riwayat lain, disebutkan bahwa bayi Masitah meyakinkan ibunya: “sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar. Wahai ibu masukkanlah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.” Kekuatan anaknya membuat keraguan Masitah hilang. Dengan yakin dan ikhlas kepadaAllah, Masitah membaca, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah wallahu akbar.”  Siti Masitah dan bayinya terjun ke minyak panas yang mendidih. Ajaib, begitu minyak panas menggerus raga orang-orang istiqamah itu tercium wangi yang sangat harum dari dalam kuali. Allah telah membuktikan kepada hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Ketika Masitah dan anaknya di lemparkan satu persatu ke dalam kuali, Allah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka sehingga mereka tidak merasakan 


DI BALIK GUNUNG YANG TEGAK PASTI ADA RAHASIANYA. DI BALIK BEBATUAN YANG BEGITU KERAS, JUGA ADA CAMPURAN-CAMPURAN YANG MEMBUATNYA KERAS. SEKALIPUN DEMIKIAN DENGAN TEGAK TEGUHNYA IMAN SESEORANG JUGA PASTI ADA RAHASIA, PASTI ADA CAMPURAN-CAMPURAN YANG MEMBUATNYA BISA TEGAK TEGUH.”







sekian, semoga bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar